Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berburu Buah Tangan di Kampung Batik Jawa Tengah

Berburu Buah Tangan di Kampung Batik Jawa Tengah

RiauMagz.com - Sebagai salah satu warisan bangsa Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi. Namun nyatanya, batik sempat mengalami mati suri cukup lama di era 1980 an, yang berakibat banyaknya perusahaan batik mulai gulung tikar. Pasalnya, masyarakat terutama anak muda enggan untuk memakai batik alam kesehariannya, karena dinilai sudah ketinggalan zaman atau kuno.

Batik yang kaya akan simbol-simbol dan filosofi kehidupan baru kembali bangkit setelah UNESCO memberi pengakuan bahwa batik asli Indonesia merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Sejak saat itu, batik langsung mengalami perkembangan yang pesat, setiap daerah mengembangkan batik dengan berbagai corak yang bercirikan daerah masing-masing.

Jika ingin mencoba pengalaman mencari batik berkualitas dengan harga terjangkau bisa berkunjung ke kampung-kampung sentra batik yang ada di Jawa tengah. Dikenal sebagai “jantung” budaya Jawa, Jateng tak hanya menawarkan sensasi belanja saja, tetapi juga proses pembuatan batik. Bahkan banyak kampung batik yang memberikan kursus singkat belajar membatik bagi pengunjungnya.

Berburu Buah Tangan di Kampung Batik Jawa Tengah

Inilah sembilan lokasi kampung batik di Jawa yang bisa menjadi pilihan berwisata.
  1. Kampoeng Batik Laweyan Solo. Berwisata belanja, budaya, sejarah dan edukasi bisa sekaligus dilaksanakan saat berkunjung ke kampoeng batik laweyan Solo, yang letaknya tidak jauh dari Stasiun Purwosari. Sebagai salah satu kawasan heritage di Solo yang sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546 M. Seni batik tradiosional dahulunya didominasi oleh para juragan batik, namun kini lebih banyak ditekuni masyarakat Laweyan. Memanfaatkan lahan seluas 24 hektar yang terdiri dari tiga blok dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat sebagai upaya untuk melestarikan seni batik. Salah satu koleksi batik mahkota Laweyan Solo ialah batik super maestro. Tiba disana pengunjung akan disuguhi pemandangan interior kampung saudagar yang memiliki keunikan dan kemegahan yang dipengaruhi arsitektur tradisional Jawa, Eropa, Cina dan Islam. Bangunan tersebut juga dilengkapi dengan pagar tinggi atau beteng membuat terbentuknya gang-gang sempit yang memberikan kesan estetik, seperti kawasan town space.
  2. Kampoeng Batik Kaoeman Solo. Rumah bagi hampir 30 an pelaku home industry ini telah memiliki pelanggan setia hingga ke mancanegara, sebut saja Jepang, Eropa, Asia Tenggara dan Amerika Serikat pembeli produk batik dari kampoeng batik kaoeman Solo. Batik hasil buatan kampoeng Kaoeman bisa dibedakan menjadi tiga bentuk, yakni batik klasik motif pakem (batik tulis), batik murni cap dan model kombinasi (tulis dan cap). Dari ketiga bentuk ini yang paling popular dan menjadi produk unggulan ialah jenis batik tulis bermotif pakem yang banyak dipengaruhi oleh seni batik Kraton Kasunan.
    Bukan hanya karena motifnya saja, kepopuleran batik Kaoeman juga terletak pada penggunaan bahan kain berkualitas tinggi, seperti sutra alam dan sutra tenun. Disini pengunjung tak hanya sekedar belanja saja, tetapi bisa sekaligus belajar membatik dan melihat langsung proses pembuatannya. Bagi pecinta foto dengan objek yang instagramable pun bisa mengabadikan moment di kampung batik yang memiliki bangunan bersejarah perpaduan arsitektur Jawa dan Kolonial Belanda, seperti rumah joglo, limasan dan kolonial.
  3. Kampoeng Batik Masaran Sragen. Sejak 1950 an Masaran sudah terkenal dengan lingkungan dan budaya luhur batik, tidak berbeda dengan Laweyan, Solo. Dari batik masyarakatnya pun mengantungkan hidup, hal ini pun sudah dilakukan sejak dulu. Ada tiga desa utama yang menjadi sentra terbesar produksi batik di Masaran, Sragen, yaitu Pilang, Sidodadi dan Kliwonan. Bila berada di Sragen dan ingin belajar membatik bisa mengunjugi Kliwonan yang juga dikenal sebagai pusat pengembangan, pelatihan dan pemasaran batik Sragen.
  4. Kampoeng Batik Tulis Lasem Rembang. Tak banyak yang mengetahui kalau batik tulis Lasem merupakan hasil akulturasi budaya China dengan masyarakat setempat. Tak heran jika batik tulis Lasem memiliki ciri khas warna merah yang berani dengan motif yang cukup kompleks dibandingkan dengan motif batik lainnya di Jawa Tengah. Untuk mengetahui bagaimana sejarah, proses pembuatannya dan berkenalan langsung dengan para pengrajin batik. Masyarakat bisa mengambil paket wisata yang ditawarkan Kampoeng Batik Tulis Lasem Rembang yang terletak di Desa Ngoproh, Kecamatan Pancur tersebut. Selain di Lasem, sentral industri batik di Rembang juga ada di Kecamatan Pancur dan Kragan. Dengan jumlah pengrajin sebanyak 46 orang dengan jumlah buruh mencaai 1.900 an orang membuat produksi batik lasem bisa mencapai 15.435 lembar kain.
  5. Kampung Batik Semarang. Meski tak selengkap kampung batik Laweyan. Namun pengunjung masih bisa melakukan hal yang sama, seperti berbelanja batik, belajar membatik dan mempelajari sejarah batik itu sendiri. Bila ingin berkunjung ke kampung batik Semarang bisa langsung menuju kampung batik Gedong, Bubakan Semarang. Pengunjung akan menjumpai empat lokasi pengrajin batik dengan karyawan berkisar antara lima hingga sepuluh orang. Secara keseluruhan di Semarang sendiri ada sekitar 20 pengrajin dengan kurang lebih 600 motif khas semarangan yang telah dikembangkan.
  6. Kampung Batik Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Kampung batik wiradesa terletak di Desa kemplong mempunyai luas wilayah mencapai 39 hektar dan jumlah penduduk mencapai 2.902 jiwa dengan mayoritas penduduknya merupakan pedagang batik. Karena memiliki jumlah pengusaha dan pengrajinnya yang besar dengan ciri khas masing-masing dinilai sebagai penyangga industri batik daerah tersebut. Belum lagi letak lokasinya yang strategis, kualitas produk dan karya batik yang bagus, maka pada 30 April 2009 lalu Desa Kemplong resmi menjadi kampung batik wiradesa oleh Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu saat itu.
  7. Kampung Batik Kauman Kota Pekalongan. Sebagai ikon Kota Pekalongan, kampung batik Kauman menjadi salah satu sentra kerajinan batik yang memang terkenal memiliki banyak pengusaha dan pengrajin batik. Posisinya yang strategis berada ditengah-tengah kota yang berdekatan dengan pusat ekonomi, perhotelan dan kantor pemerintahan itu membuatnya banyak dikunjungi wisatawan dalam maupun luar negeri. Bila datang ke Pekalongan, pengunjung bisa mengunjungi pasar grosir setono Pekalongan untuk melihat-lihat berbagai jenis batik yang dijual disana.
  8. Kampung Batik Salem Brebes. Kampung batik salem terletak di Desa Bentar dan Bentarsari, Kecamatan Salem dengan 13 unit usaha batik salem yang masih eksis hingga sekarang. Untuk membantu usaha batik, diketahui ada sekitar 175 tenaga pekerja yang mampu memproduksi hingga 6960 potong kain.
  9. Kampung Batik Sokaraja Banyumas. Berkunjung ke kampung batik Sokaraja, pengunjung dapat melihat-lihat blandongan atau workshop batik, galeri batik, tempat pembuatan biron (batik setengah jadi), tempat pelatihan batik dan sejumlah fasilitas lainnya. Berbagai batik khas Banyumas bisa ditemukan disana yang dikerjakan oleh 90 kelompok pengrajin batik “Sawunggaling” di Desa Sokaraja Kulon, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jateng.

Bila berkunjung ke Jawa Tengah, tidak ada salahnya menyempatkan waktu melihat-lihat dan membeli batik sebagai cinderamata.

Sumber : Buku Sejarah Batik Jawa Tengah milik Badan Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah
https://wonderfulsolo.com/belanja-batik-di-solo-menyusuri-kampung-batik-laweyan-lorong-gang-unik-nan-bersejarah-kawasan-heritage-solo/
https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4731359/wisata-sambil-mengenal-batik-tulis-lasem-di-tempat-asalnya

RiauMagz, Wisata Riau, Wisata Batik Jawa Tengah.