Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Buwong Kuwayang, Upacara Roh Gaib Untuk Menyembuhkan Penyakit

Warisan Budaya Tak Benda Riau 2019 Buwong Kwayang

RiauMagz.com - Buwong kuwayang merupakan salah satu upacara pengobatan secara tradisional yang dianut suku Bonai yang ada di Rokan Hulu dan di Rokan Hilir. Masyarakat desa Babussalam yang ada di Rokan Hulu telah lama mempertahankan tradisi berobat ini secara turun-temurun. Bagi masyarakat yang tidak memiliki kemampuan biaya untuk berobat ke medis, umumnya memilih cara ini yang mereka anggap mampu memberi kesembuhan terhadap penyakit yang dialami.

Tahun 2019 tradisi upacara buwong kuwayang ini masuk dalam daftar warisan budaya tak benda yang disahkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Tradisi yang dianggap hampir punah ini ditetapkan sebagai satu dari enam budaya tak benda lainnya yang ada di Riau untuk mendapatkan peresmian dari pemerintah sebagai kebudayaan hidup yang wajib dilindungi.

Tata Cara Pelaksanaan Upacara Buwong Kuwayang

Upacara penyembuhan sakit buwong kuwayang merupakan upacara yang dilakukan dengan meniupkan roh gaib bernama buwong kuwayang ke dalam tubuh seorang dukun guna membantu penyembuhan orang yang sedang sakit melalui irama lagu-lagu mantra yang dilantunkan seorang penyanyi yang disebut biduan.

Upacara ini biasanya dilakukan di malam hari selepas Isya, kira-kira pukul 8 hingga 10 malam. Ritual ini hanya bisa dilakukan pada saat ada orang sakit dan jika tidak ada orang yang sakit maka tidak bisa dilakukan. Tidak ada malam-malam khusus yang dipilih, setiap malam bisa dilakukan selagi ada orang yang sakit.

Beberapa syarat yang harus dilengkapi sebelum melaksanakan tradisi buwong kuwayan ini adalah:

  1. Buwong Kuwayang (inang roh gaib yang akan masuk ke dalam tubuh orang yang sakit)
  2. Uyang godang (dukun)
  3. Biduan (pengalun lagu dan mantra)
  4. Lilin
  5. Minyak rambut
  6. Nobat
  7. Botih
  8. Sirih
  9. Kain undong-undong (kain berwarna hitam), buwong simbu mandi, buwong duu, kumbang selendang, puan bungu, Punggai, jamu, dan bara api.

Pelaksanaan Upacara Buwong Kuwayang

Langkah pertama yang dilakukan dalam ritual ini adalah seorang uyang godang atau uyang bosa atau dukun mengambil kain undong-undong lalu mengikatkan di kepalanya. Selanjutnya, ia duduk bersila sambil mengambil botih dan mengusapkan botih tersebut ke tubuhnya sambil membaca mantra guna memanggil roh gaib buwong kuwayang. Selama proses pemanggilan, seorang biduan akan melantunkan mantra, tiga orang mengalunkan musik sambil membuat gerakan tari dengan posisi menyembah ke segala arah. Alat musik yang digunakan adalah nobat atau gendang. Gendang ini dibuat khusus oleh masyarakat suku Bonai menggunakan bahan anyaman janur. Gendang tersebut dipukul dengan irama tertentu untuk membantu proses pemanggilan buwong kuwayang. Setelah buwong kuwayang masuk ke dalam tubuh dukun barulah proses pengobatan dapat dilakukan.

Seorang biduan akan mengucapkan mantra berupa:

"Didong didong didong badindong
Dindong badindong salamualaikum kii
Sebolah kii assalamualaikum kanan
Sebolah kanan anaklah ngajo koto
Ditongah koto kalau dimudik nian
9Koto bonian kalau ditongah lintang
Koto kolintang kalau dingili tampong
Koto ponapongka kami butanyu uyang bosa
Pado yang bosa ngapo dipukul nobat
Bonang nobatnyo ngapodipasang mandum
Asok mandumnyo ataupun ado paik
Nakatimunan ataupun ado paga
Nahonapoa ataupun ado ulubalang
Na salah pancong mako di panggi gunung
Uyang digunung anaklah ngajo di tongah koto"


Sedangkan uyang bosa akan membaca mantra:

"Eeeee nak buwong te kuwayang
Sambeilu sambayang pagite kusampai
Potang te na tibo nak buwong te kuwayang
Kotekoseku balun ponah malunak buwong te kuwayang
eeee lampai la lampai nak buwong te kuwayang
tobang te mamubong ko tanah gunong
nak buwong te kuwayangbuwong Kote
koseku balun ponah malunak buwong te kuwayang"

eeee nak buwong te kuwayang
untuk tenun dayang nak buwong te kuwayang
kalaula budayang kopan ku bujalan
kalau la nundayang
kopan ku matinak buwong te kuwayangeeee
nak buwong te kuwayang
tobang te mamubong ko tanah gunong
nak buwong te kuwayang buwong Kotekose
ku balun ponah malu
nak buwong te kuwayangbuwong te kuwayang
eeee lampai la lampai nak buwong te kuwayang
tobang temamubong ko tanah gunong
nak buwong te kuwayang
buwong tekuseku babulong ijau mati te kusayang
bucampo isau nak buwong te kuwayang

eeee nak buwong te kuwayang
tobang te mamubong ko tanah gunong
nak buwong te kuwayang
melanjong indah bobalik lai
nak buwong te kuwayang nak buwong te kuwayang
uyangnyo la gunong tobang te ka gunonguyang
nyo la ngangin kobawah ngangin
lampai la lampai nak buwong te kuwayang
tobang te mamubong ko tanah gunong nak buwong


Menurut warga setempat, upacara buwong kuwayang ini mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit yang diderita masyarakat, di antaranya jenis penyakit seperti sakit kaki, sakit telinga, sakit keteguran, sakit perut busung karena santet dan sebagainya. Warga menyebut upacara ini mampu mengobati penyakit ringan hingga penyakit berat.

Upacara pengobatan ini bisa disaksikan masyarakat umum tanpa adanya syarat-syarat tertentu. Jadi jika ada rumah salah seorang warga yang sedang melakukan tradisi ini, warga atau tetangganya tetap bisa datang untuk melihat proses ini tanpa ada larangan tidak boleh bicara dan sejenisnya.

Seseorang bisa bertindak sebagai dukun pada proses pengobatan ini harus dengan keyakinan bahwa upacara tersebut memang bisa menyembuhkan. Si dukun tidak boleh menghina ritual tersebut dan harus percaya dengan ritual yang dilakukannya.

Masyarakat suku Bonai sebenarnya menganut agama Islam. Namun, tradisi berobat dengan roh gaib ini masih terus dipertahankan secara turun temurun dan diyakini oleh warga setempat sebagai salah satu tradisi penyembuhan yang mujarab. Dikatakan syarat untuk bisa sembuh dengan tradisi ini harus percaya lebih dulu kalau proses penyembuhan buwong kuwayang ini memang terbukti mampu menyembuhkan.

Di era modern sekarang ini sebenarnya sebagian masyarakat telah beralih kepada proses pengobatan secara modern. Namun, kendala biaya pengobatan medis yang mahal terkadang membuat masyarakat suku ini lebih memilih tradisi yang sudah mereka lakukan sejak lama. Tradisi ini memang sudah terbilang langka dan mulai ditinggalkan generasi milenial, oleh karena itu Dinas Kebudayaan Provinsi Riau mengajukan upacara tradisi ini sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda yang akhirnya disetujui dan diresmikan pada tahun 2019.

Buwong Kuwayang, Warisan Budaya Tak Benda Riau 2019

Buwong kuwayang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) 2019 melalui pengajuan yang dilakukan Dinas Kebudayaan Provinsi Riau dan diresmikan langsung oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Penetapan budaya hidup ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi upacara tersebut yang menjadi identitas suku Bonai telah mulai langka dan mendesak untuk dilestarikan. Penetapan ini dilakukan untuk melindungi budaya suku Bonai tersebut dari kepunahan di tengah perkembangan pengobatan masa kini yang lebih canggih dan efektif.

Penelitian tentang budaya ini terus dilakukan untuk terus menggali kekayaan budaya masyarakat Riau yang beragam. Anda bisa berkunjung langsung ke Rokan Hulu untuk melihat tradisi ini lebih dekat.

RiauMagz, Wisata Riau, Buwong Kuwayang tradisi pengobatan dari Rokan Hilir.