Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tari Inai Pinggan Dua Belas, Budaya Rohil dalam Warisan Budaya Tak Benda Riau 2020

Tari Inai Pinggan Dua Belas, Budaya Rohil dalam Warisan Budaya Tak Benda Riau 2020

RiauMagz.com - Tari Inai Pinggan Dua Belas merupakan tarian khas tradisional asal Rokan Hilir, Provinsi Riau, khususnya dari daerah Panipahan yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2020. Tarian ini sebagai adat istiadat Rokan Hilir ditetapkan sebagai WBTB asal Riau berdasarkan Keputusan Mendikbud RI Nomor 1044/P/2020 tentang Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2020.

Pengertian Tari Inai Pinggan Dua Belas

Tarian budaya Rokan Hilir ini dilakukan dengan memegang piring yang berisi inai dan ditambahkan bunga atau lilin. Tarian unik ini dilakukan di atas pinggang yang disusun antara 1 hingga 12 dengan bentuk yang menjulang tegak berdiri. Penarinya lebih dari satu orang dan biasanya dilakukan di hadapan pengantin yang sedang bersanding sebagai bentuk hiburan. Gerakan tarian ini sendiri menyerupai gerakan silat.

Secara umum tari inai dibagi dua yakni Tari Inai Tunggal dan Tari Inai Dua Belas. Dulu masyarakat Rokan Hilir umumnya hanya melakukan tarian Inai Tunggal. Tarian Inai Dua Belas hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki kelompok. Tarian Inai Tunggal ini biasanya dilakukan di rumah mempelai perempuan yang sedang berinai. Sedangkan di rumah mempelai pria tidak dilakukan, tetapi inai yang sudah dihasilkan di rumah mempelai perempuan biasanya akan diantarkan ke rumah laki-laki.

Seiring dengan waktu, saat ini pelaksanaan dua jenis tari inai ini dilakukan secara bersamaan. Fungsi tari inai itu sendiri bahkan bukan lagi untuk malam berinai. Tarian ini juga terkadang digelar untuk pelaksanaan khitan anak pria.

Gerakan dan Makna Tari Inai Pinggan Dua Belas

Gerakan tari inai dimulai dengan bersalaman dengan pengantin, bagaikan ciri penghormatan raja satu hari ataupun pengantin untuk menunjukkan jika tari inai ini akan dimulai. Setelah itu 3 langkah ke belakang dengan posisi jongkok yang maksudnya meminta izin kepada raja satu hari ataupun pengantin untuk mengawali tari inai.

Sehabis 3 langkah ke belakang penari dalam posisi jongkok berbalik penuh ke arah kanan serta kiri, maksudnya untuk memberikan penghormatan serta meminta izin kepada warga yang melihat sebab adab tarian ini tidak dapat membelakangi orang yang melihat. Hal ini disebabkan karena orang yang menyaksikan tarian tersebut mungkin saja terdapat orang tua- tua, oleh karena itulah diberikan gerakan semacam gerakan persembahan dengan arah berbalik.

Setelah itu Penari maju 3 langkah ke samping kanan dalam kondisi jongkok sembari memainkan tangannya, setelah itu 3 langkah ke samping kiri serta maju ke depan buat mengambil inai. Lalu penari kembali ke balik buat siap–siap mendaki pinggan yang telah tersusun.

Sehabis itu penari mendaki pinggan yang tersusun sembari menari dengan memakai inai di atas pinggan menghadap raja satu hari ataupun pengantin, lalu turun dari pinggan serta meletakkan inai di tempat semula sembari menari serta melangkah 3 langkah ke balik buat menutup tarian inai dalam kondisi salam sembah 10 jari serta memutar tubuh ke arah kiri lalu memutar balik ke arah kanan.

Makna dari gerakan tari Inai Pinggan 12 ini, kala mendaki pinggan 12 apabila 12 pinggan yang dinaiki tidak runtuh, hingga ikatan rumah tangga si raja satu hari diharapkan baik-baik saja. 12 pinggan maksudnya 12 bulan. Penutup 3 langkah ke belakang bermaksud memberikan hormat serta izin kepada raja satu hari kalau tari inai pinggan 12 berakhir ditarikan. Kemudian gerakan memutar tubuh bermaksud memohon izin serta mohon maaf kepada raja satu hari serta warga yang menyaksikan bila dalam melaksanakan tarian terdapat tarian yang tidak terencana membelakangi para orang tua.

Alat Musik dan Irama Tari Inai Pinggan Dua Belas

Alat musik yang digunakan untuk Tari Inai Pinggan Dua Belas ini di antaranya adalah biola, gendang, dan tetawak atau gong. Sedangkan irama yang mirip gendang silat pada tarian ini dibagi tiga jenis yakni:

  1. Planduk, atau bermakna kancil dalam bahasa Melayu. Maksudnya irama yang dihasilkan adalah irama yang lemah lembut dan santai, termasuk juga para penari dan gerakan yang dihasilkan.
  2. Patam artinya ketegasan. Gerakan ini menunjukkan ketegasan yang menyerupai bentuk dan gerakan silat.
  3. Mambang atau bermakna jin dalam bahasa Melayu. Gerakan ini ditunjukkan seperti kondisi orang yang sedang tidak sadar.

Para penari Inai Pinggan Dua Belas ini menggunakan baju teluk belanga dalam tradisi Melayu atau cekak musang dengan ukuran seluar atau celana yang lebih longgar. Hal tersebut dimaksudkan unuk mempermudah para penari melakukan gerakan. Pada bagian kepala penari menggunakan destar yang menyerupak songkok. Dapat juga menggunakan tanjak untuk membuat tampilan rambut lebih rapi dan menghalangi keringat yang nampak di bagian kepala. Hiasan lain yang digunakan adalah sampin untuk menunjukkan identitas sebagai seorang penari.

Pelestarian Tari Inai Pinggan Dua Belas sebagai WBTB Riau 2020

Ditetapkannya Tari Inai Pinggan Dua Belas sebagai WBTB Riau 2020 merupakan hal penting terkait pelestarian tarian yang hampir punah tersebut. Saat ini tarian Inai Pinggan Dua Belas hanya dilestarikan di Kecamatan Pasir Limau Kapas, Rokan Hilir. Dahulu para datok tetua suku setempat melakukan tarian ini dengan ilmu kebatinan peringan tubuh sehingga bisa menari di atas tumpukan pinggan yang tinggi. Namun, seiring waktu ilmu-ilmu tersebut tidak lagi ditekuni oleh generasi terkini sehingga pelaksanaan tarian dilakukan sebagai bentuk penguatan tradisi saja. Lebih dilakukan sebagai kebutuhan untuk menghibur.

Paduan gerakan tarian yang lebih modern dan segar disajikan untuk meningkatkan ketertarikan generasi muda pada tarian tradisional tersebut. Memperkenalkan tarian ini dalam ajang penampilan tingkat daerah, ceremony, peringatan hari besar dan sejenisnya menjadi hal penting untuk memperkenalkannya kepada masyarakat terutama generasi milenial. Fakta yang memprihatinkan, banyaknya warisan budaya yang sudah ditetapkan sebagai WBTB masih hanya diketahui oleh kalangan terbatas sehingga upaya konservasinya pun masih terbatas pula. Perlu sajian lebih segar agar budaya-budaya yang hampir punah disukai dan dikenal generasi muda.

Sumber Teks dan Foto :

Dinas Kebudayaan Provinsi Riau

Warisan Budaya Kemendikbud RI



RiauMagz, Wisata Riau, Budaya Rohil, Tari Inai Panipahan, Budaya Riau.