Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Panjang UKM Teater Batra FKIP UNRI


Sebuah Rekontruksi Sejarah dan terbentuknya UKM Batra Universitas Riau


RiauMagz.com - Pertengahan tahun 80-an, ketika terjadi stagnasi aktivitas mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, aktivitas mahasiswa bahasa dan sastra ditenggarai oleh beberapa orang aktivitis, antara lain: Dasri Al-Mubary, Temul Amsal, Al-azhar, Syafruddin Saleh Sei Gergaji, Iskandar Malun, mendeklarasikan lahirnya sanggar “Sastra” dengan produksi kegiatan antara lain: pergelaran teater secara kontinyu, Praktikum Sastra, Festival Teater Mahasiswa, Hoppla, dan lain sebagainya. Para aktivitis sastra ini kemudian mendirikan grup teater di luar kampus, antara lain: Dasri Al-Mubary dengan BTB-nya (Bengkel Teater Bersama), Al-Azhar dengan Teater Republik, dan Temul Amsal dengan Teater Gema. Dari perkembangan teater itu, hanya BTB yang bertahan hingga kini. Sedangkan kedua grup teater lainnya, mati.


Pada tanggal 12 Juni 1988, ketika aktivitas bersastra di kampus Bahasa dan Sastra Indonesia sedang stagnasi, dan hanya dengan praktikum sastra saja, Lapasita, bersama Jonaidi Alwi,  Musrial, dan S. Riadi, mendeklarasikan sanggar Teater Batra. Sanggar Teater Batra ini kemudian melakukan aktivitas teater di kampus, dan ke luar kampus dengan membawa atribut Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.

Tahun 1990, ketika Dasri Al-Mubary kembali dari sekolah di Universitas Padjadjaran Bandung, mengajak beberapa mahasiswa untuk mengembangkan kesenian di kampus lebih baik. Kemudian lahirlah grup KSTKF yang dipimpin oleh Eriyanto Hadi. Namun, aktivitas mereka di luar kampus bergabung dengan grup Teater BTB pimpinan dasri al-mubary. Dengan demikian aktivitas berkesenian bertambah semarak karena ada saingan sehat antar aktivis berkesenian. Grup teater ini juga mentas di beberapa kota di Sumatera. Sementara sanggar Teater Batra juga mencoba untuk memperkenalkan dirinya ke luar dari kampus, sampai ke Melaka tahun 1993.

Setelah sanggar Teater Batra di tinggalkan oleh Lapasita, sanggar ini mengalami masa-masa yang sangat memprihatinkan, sementara Jonaidi Alwi tidak lagi tercatat sebagai mahasiswa, alias berhenti. Namun, beliau tetap memberikan waktu penuhnya pada sanggar Teater Batra tanpa pandang bulu siapa yang memimpinnya. Maka Jonaidi Alwi identik dengan sanggar Teater Batra.

Teater Batra menjadi sebuah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) baru melalui perjuangan yang sangat panjang. Teater Batra yang sebelumnya berada di bawah naungan Sub-UKM Kesenian Universitas Riau, dengan sendirinya sangat sulit diterima oleh forum kongres ketika itu, apatah lagi kongres-kongres sebelumnya.


Teater Batra lahir dari beberapa orang yang selalu gelisah untuk melakukan kreatifitas. Walaupun, sebelumnya teater Batra berada di bawah sub-UKM Kesenian Universitas Riau, tepatnya teater Batra berada dalam Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal ini taklah menjadikan sanggar mendapatkan tempat yang layak sebagai bagian dari salah satu UKM di Universitas Riau. Inilah yang kemudian yang menjadi cikal bakal timbulnya pemikiran untuk membentuk teater Batra dalam wadah yang lebih besar. Di tambah lagi dengan tidak pernahnya mendapatkan kucuran dana operasional dari yang katanya sub UKM Kesenian Universitas Riau tersebut. Sehingga, lahirlah beberapa pemikiran, ide-ide untuk membicarakan hal ini ke tingkat Universitas yang tentunya melalui kongres.

Dukungan moral dan politik kawan-kawan kampus telah banyak yang memberikan saran-saran dan masukan yang positif untuk melengkapi bahan-bahan sebagai syarat diterimanya sebuah UKM baru. Setelah semuanya dilakukan dengan baik dan terarah, dan tinggal menunggu hari H, namun sesampainya di kongres, ternyata tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Banyak alasan-alasan yang dimunculkan ketika itu, yang intinya bagaimana teater Batra tidak jadi disahkan bagi sekelompok orang ketika itu. Terutama dari kawan-kawan delegasi Fisipol, walau pada akhirnya mereka menerimanya juga.


Tahun 1999, beberapa bulan menjelang PEMIRA (Pemilihan Raya Mahasiswa) dan Kongres Mahasiswa Universitas Riau berlangsung, beberapa orang yang bermastautin di sanggar Teater Batra berembuk untuk menyuarakan dan mengatur strategi untuk menjadikan Teater Batra sebagai UKM di tingkat Universitas Riau. Termasuklah di antaranya Agus Taslim, Syamsidir, Jonaidi Alwi, Yan Cahyadi, Fernando, Aslamiah, Hasna Dumasari, Ferika Migasari, dan Amirullah. Selain pengurus inti  beberapa orang senior juga tergabung didalamnya. Atas saran Pembina sanggar Teater Batra Drs. Dasri Al-Mubary, M.S untuk melakukan musyawarah tersebut. Maka, diambillah beberapa keputusan sebagai tim kerja untuk meloloskan Teater Batra sebagai UKM baru di Universitas Riau.

Amirullah ditunjuk sebagai ketua tim, dia diutus sebagai pembawa suara Teater Batra sampai ke kongres. Mulai dari melobi senat mahasiswa FKIP, dan senat mahasiswa semua Fakultas sampai pada Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Riau yang dipimpin ketika itu oleh Nelson, dan beberapa UKM yang ada. Cara ini dilakukan agar Teater BATRA di kongres nanti dapat diterima dengan baik. Di tingkat senat FKIP ketika itu yang diketuai Nurcahyadi mempercayakan kepada Dafrizal sebagai perpanjangan tangan senat FKIP untuk membantu proses Teater Batra menjadi UKM di Kongres.
Kongres mahasiswa Universitas Riau ke-IX, memutuskan Teater Batra diterima sebagai salah satu unit kegiatan mahasiswa ditingkat universitas.

Mulailah Batra berjalan dengan amanah yang lebih besar tentunya, dengan disahkannya sebagai UKM baru, tentu harus menciptakan hal-hal yang baru untuk mempertahankan keeksistensiannya. Berbagai kegiatan yang berskala lokal sampai yang berskop nasional diikuti oleh UKM Teater Batra, baik sebagai individu ataupun secara grup. Hanya saja, peluang-peluang yang kurang bisa direspon dengan baik, dan terkadang memang kesempatan itu tidak diberikan universitas dengan transparan. Misalnya, adanya undangan dari luar universitas sampai pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh universitas tidak memberikan kesempatan itu kepada Batra untuk ikut andil di dalamnya, seperti wisuda, dan banyak lagi. Namun, harapan ke depan yang penting bagi Batra adalah perbaikan sistem, serta memiliki manajemen yang sesuai dengan organisasi ini, sehingga organisasi ini bisa berjalan dengan baik.

Alhamdulillah, kita bisa lihat dan rasakan hari ini Teater Batra resmi menjadi sebuah UKM ditingkat Universitas Riau. Namun, apakah kita telah menjadikannya sesuai dengan kelasnya? Pertanyaan inipun bukan untuk dijawab.







Prestasi/penampilan UKM Batra (semua divisi) 10 Tahun terakhir...

  1. Juara 2 Baca Puisi Putra di Pekan Seni Mahasiswa Nasional tahun 2008 di Jambi.
  2. Pekan Apresiasi Teater 4 bersama Putu Wijaya, tahun 2009 di ISI Padang Panjang.
  3. Nominasi Penyaji Terbaik, Peran Utama Wanita Terbaik, Peran Pembantu Pria Terbaik di Gelora Teater Riau tahun 2010.
  4. Juara I Lomba Teater UR Colaboration, Pekanbaru tahun 2010.
  5. Penampil Teater di Temu Teater Mahasiswa Nusantara XII, Jakarta tahun 2014.
  6. Penampil Teater di Temu Teater Mahasiswa Nusantara XIII Palu tahun 2015.
  7. Penampil Teater di Parade Teater Nasional, Madura tahun 2016
  8. Penampil Teater di Temu teater Mahasiswa Nusantara XIV Banjarmasin, tahun 2016
  9. Juara 1 lomba visualisasi puisi tingkat mahasiswa di Praktikum Sastra yang ditaja oleh himaprodi PBSI tahun 2016
  10. Penampil Teater di Temu Teater Mahasiswa Nusantara XV Madura tahun 2017.
  11. Pentas Tunggal di Pekan Teater Mahasiswa Nasional 5, Pekanbaru tahun 2017.
  12. Aktor Terbaik Festival Monolog Mahasiswa Nasional, Malang tahun 2018.
  13. Nominasi Penyaji Terbaik, Sutradara Terbaik, Penata Musik Terbaik, Penata Artistik Terbaik, dan Penata Cahaya Terbaik di Festival Monolog Mahasiswa Nasional, Malang tahun 2018.
  14. Juara 1 Monolog di Pekan Seni Mahasiswa Daerah, Pekanbaru tahun 2018.
  15. Juara 1 Baca Puisi Putri di Pekan Seni Mahasiswa Daerah, Pekanbaru tahun 2018.
  16. Juara 2 Baca Puisi Putri di Pekan Seni Mahasiswa Nasional, Jogjakarta tahun 2018.
  17. Penampil Teater di Ajang Teater Sumatera 3, Pekanbaru tahun 2018
  18. Penampil Teater di Temu Mahasiswa Nusantara XVI Padang tahun 2018
  19. Penyaji teater dalam Festival Wisran Hadi yang ditaja oleh UKMF Teater Langkah FIB Universitas Andalas, Padang pada tahun 2018
  20. Juara 1 Tari Nasional AMF, Padang tahun 2019
  21. Penyaji di Rafflesia Bengkulu International Folk Art and Tourism Festival, Bengkulu tahun 2019.
  22. Penyaji di Kenduri Seni Rakyat Riau, Pekanbaru tahun 2019.
  23. Penyaji Finalis di Festival Teater Mahasiswa Nasional, Medan tahun 2019.
  24. Penyelenggara Pekan Teater Mahasiswa Nasional 1-8, Pekanbaru tahun 2012 sd sekarang.
  25. Penyelenggara Festival Teater Pelajar se-Riau 1-3, tahun 2017 s/d sekarang
  26. Penampil musikalisasi puisi dalam acara Milad  Sanggar  Latah Tuah  UIN Susqa di Taman Budaya, pada tahun 2019

RiauMagz, Wisata Riau, Sanggar Seni Pekanbaru, Sanggar Seni Riau