Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Istana Sayap Pelalawan Riau

gambar Istana Sayap Pelalawan Riau

Istana Sayap Pelalawan adalah istana Kesultanan Pelalawan yang terletak di Kelurahan Pelalawan, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Lokasinya berjarak sekitar 30 km dari kota Pangkalan Kerinci atau sekitar 90 km dari kota Pekanbaru. Istana Sayap Kerajaan Pelalawan merupakan salah satu bukti peninggalan Kerajaan Pelalawan dan sejarah berdirinya sebuah kerajaan di kabupaten Pelalawan sekarang.

Istana Sayap Pelalawan yang terdapat di kabupaten Pelalawan ini memiliki luas 4.327 meter persegi dan bagian tengahnya memiliki lantai 2 karena atapnya yang begitu tinggi. Dua bangunan pendamping di sayap kanan dan sayap kiri memiliki luas 103,5 meter persegi setiap bangunannya. Bagian dalam bangunan utama istana terdapat 4 tiang utama yang kokoh dimana masyarakat dapat menghadap sultan di tempat ini. Istana Sayap Pelalawan pernah terbakar pada 12 Februari 2012 terlihat jelas pada gambar Istana Sayap yang didokumentasikan pihak istana.

Memasuki ruang utama istana Sayap, kita akan melihat begitu kental nuansa melayunya. Warna kuning emas mendominasi interior istana. Singgasana raja terletak persis di tengah-tengah ruangan. Kalau kita perhatikan, maka bentuk pelaminan istana ini seperti pelaminan yang biasa digunakan dalam acara pernikahan dengan adat Melayu.

Di dalam istana Sayap Pelalawan masih menyimpan berbagai barang peninggalan kerajaan Pelalawan berupa cap mohor, keramik, kursi, payung sultan, alat tenun, alat sulaman tekad, tetawak gong, tempat tidue peraduan sultan, silsilah kerajaan PekanTua, gramaphone milik istri sultan, lukisan, foto, keris, maupun barang-barang lainnya. Sedangkan di bagian luar terdapat barang peninggalan kerajaan Pelalawan berupa berbagai jenis dan ukuran meriam.

Di sekeliling ruangan sekarang dipajang berbagai benda yang merupakan peninggalan kerajaan Pelalawan. seperti foto Assaidis Syarief Haroen bin Assaidis Syarief Hasyim Syahbudin bergelar Tengkoe Besar Kerajaan Pelalawan (Almarhum Setia Negara), raja terakhir yang memerintah. Selain itu juga ada baju kebesaran, stempel kerajaan, keris, guci, gong, dan lain-lain.

Istana Sayap terdapat di Kabupaten Pelalawan yang memiliki 2 bangunan pendamping ini lebih dikenal dengan nama Istana Sayap Pelalawan yang dibangun pada tahun 1892 dan selesai pada tahun 1896. Pembangunan istana selesai pada masa pemerintahan Sultan Tengku Besar Assyaidi Syarif Hasim II (1892-1930 M).

Bangunan sayap disebut Balai Sayap Hulu di sebelah kanan istana yang digunakan sebagai kantor dan Balai Sayap Hilir atau Balai Penghadapan di sebelah kiri istana yang digunakan sebagai tempat masyarakat menghadap dan bermusyawarah penyelesaian masalah.

gambar Istana Sayap Pelalawan Riau

Sejarah Istana Sayap Kerajaan Pelalawan di Provinsi Riau

Istana Sayap didirikan pada tahun 1892 tepatnya pada masa kepemimpinan Tengku Besar Sontol Said Ali (1886-1892 M) atau dengan nama Sultan Syarif Ali. Namun sebelum selesai pembangunan istana tersebut, beliau wafat dan kemudian pembangunan dilanjutkan oleh pengganti beliau Sultan Syarif Hasyim II (1892- 1930M). Sebelum Istana Sayap dibangun, pusat pemerintahan kerajaan Pelalawan berada di Kuala Sungai Nilo (anak Sungai Kampar).

Ketika perpindahan pusat kerajaan lebih ke hulu dari Sungai Kampar, tepatnya ke ujung Kuala Sungai Rasau, istana ini dulunya bernama Istana Ujung Pantai karena lokasinya berada di ujung Kuala Sungai Rasau. Sultan Syarif Hasyim II-lah yang kemudian memberi nama Istana Sayap ketika Istana Sayap Pelalawan selesai dibangun pada tahun 1896 M. Itupun setelah beliau menambahkan 2 bangunan (balai) di sebelah kanan dan kiri bangunan utama (istana). Fungsi kedua balai ini berbeda-beda. Sebelah hulu atau Balai Sayap Hulu adalah kantor sultan. Sementara yang di sebelah hilir atau Balai Sayap Hilir adalah tempat bagi rakyat yang ingin menghadap. Biasanya di tempat ini dilaksanakan penyelesaian sengketa atau perselisihan antara rakyat yang dipimpin oleh Datuk. Itulah mengapa Istana Sayap disebut dengan Istana sayap.

gambar Istana Sayap Pelalawan Riau

Posisi istana Sayap ini persis di pinggir sungai Kampar. Bangunannya pun menghadap ke arah sungai, sama seperti karakter istana lain yang ada di Riau. Pada zaman dahulu, transportasi melalui sungai bisa dikatakan sebagai transportasi utama kerajaan. Istana Sayap Pelalawan bagian depannya menghadap ke Sungai Kampar, sedangkan sisi kirinya bersebelahan dengan Balai Sayap Hilir, terdapat Sungai Rasau. Istana ini bagaikan di ujung sebuah tanjung, dahulu di sebut di ujung pantai.

Memasuki istana sebagai bangunan utama, di sebelah kanan ruangan istana terdapat kamar tidur raja dan permaisuri serta kamar tidur putri mahkota. Posisi kamar ini saling berhadapan. Di dalam kamar raja terdapat tempat tidur dengan kelambu didominasi warna kuning emas. Sementara di kamar putri mahkota, tempat tidurnya dominan berwarna hijau dengan corak berwarna kuning emas. Dari kedua kamar ini, kalau kita melihat ke luar jendela, maka akan tampak sungai yang mengalir di sisi istana.

Bentuk bangunan Istana Sayap sebagai bangunan utama memiliki dua lantai. Di bagian atas terdapat mesin tenun yang biasa digunakan oleh putri mahkota untuk menenun kain. Di tempat ini juga dilakukan kegiatan menyulam. Sulaman Pelalawan menggunakan metode Sulaman Tekad yaitu menjahit pernak-pernik pada sehelai kain. Di lantai atas ini juga terdapat satu ruangan lain yang merupakan kamar tempat putri mahkota dipingit sebelum menikah.

Di bagian belakang istana bagian dalam terdapat ruang makan dan dapur. Di sini terdapat berbagai peralatan yang digunakan untuk memasak dan sebuah meja makan besar di pojoknya. di ruangan ini juga terdapat perpustakaan. Namun ternyata buku-buku yang ada dalam perpustakaan itu bukan bercerita mengenai kerajaan pelalawan, melainkan buku-buku umum layaknya perpustakaan lain.

Di bagian luar istana, selain 2 bangunan sayap juga terdapat balairung, mushalla dan beberapa bangunan kecil lainnya sebagai pendukung bangunan utama. Juga terdapat 3 buah meriam besar yang dipajang di halaman depan istana.

Selain Istana Sayap, masih di Kelurahan Pelalawan, kita juga bisa melihat peninggalan-peninggalan kerajaan pelalawan lainnya seperti bekas rumah Residen Pelalawan, rumah Sultan dan beberapa bangunan lain. Sayang beberapa diantaranya, kondisinya sangat memprihatinkan. Sebuah meriam peninggalan kerajaan Pelalawan tergeletak di halaman depan bekas rumah sultan. Namun bangunan yang lain ada terdapat beberapa meriam lainnya yang ukurannya lebih besar yang tersusun rapi. Di sekitar daerah ini juga terdapat sebuah tugu yang diberinama Tugu proklamasi. Tugu ini dibangun untuk memperingati penyatuan Kerajaan Pelalawan kedalam naungan NKRI tahun 1945.

Sejarah Kerajaan Pelalawan

Sejarah Kerajaan Pelalawan atau Kesultanan Pelalawan berdiri sejak tahun 1725 M. Penamaan berasal dari kata "lalau" yang berarti "cadang" yang dimaksudkan "pe-lalau-an" sebagai daerah "pencadangan". Sebelumnya negeri ini disebut Kesultanan Tanjung Negeri yang dipimpin Maharaja Dinda II sekitar tahun 1720-1750 M.

Sekitar tahun 1725, Maharaja Dinda II memindahkan pusat Kesultanan Tanjung Negeri, yang dahulunya dipimpin Maharaja Wangsa Jaya (1686 - 1691 M), dari kuala Sungai Nilo ke arah kuala Sungai Rasau masih di sepanjang Sungai Kampar arah ke hulu karena serangan wabah penyakit. Maharaja Dinda II pun merubah nama kesultanan menjadi Kesultanan Pelalawan sejak saat itu. Dilanjutkan oleh pemimpin berikutnya Maharaja Lela Bungsu (1750–1775) dan Maharaja Lela II (1775–1798).

Penggunaan kata Sultan sebagai pemimpin negeri dimulai sejak 1810 M pada Sultan Syarif Abdurrahman (1810–1822) dan berlanjut terus sampai penyerahan kekuasaan sultan kepada pemerintah RI di tahun 1946.

Kehidupan ekonomi Kerajaan Pelalawan pun terus berkembang sampai saat ini.

Untuk wawasan lain, dapat dibaca juga sejarah Banjir Darah di Mempusun dan kait-mengait antara Kerajaan Siak Sri Indrapura dengan Kerajaan Pelalawan serta dengan sejarah Kerajaan Pekan Tua maupun sejarah Kerajaan Pekan Tua Kampar.

Silsilah Kerajaan Pekantua

  1. Prameswara (Permaisuri) Raja Singapura terakhir dan mendirikan kerajaan Melaka lalu menugaskan anaknya sebagai raja di Pekan Tua.
  2. Maharaja Indra (1380 - 1420 M) Orang Besar Kerajaan Tumasik (Singapura)
  3. Maha Raja Pura (1420 - 1445 M)
  4. Maha Raja Laka (1445 - 1460 M)
  5. Maha Raja Sysya (1460 -1480 M)
  6. Maha Raja Jaya (1480 - 1505 M) Pekan Tua dikalahkan oleh Melaka yaitu Sultan Mansyursyah dan Pekan Tua diperintah/dipimpin oleh keturunannya. Saat itu nama Kerajaan Pekantua dirubah namanya menjadi Kerajaan Pekan Tua Kampar pada tahun 1505 M.


Sumber :
Foto di Istana Sayap Pelalawan yang disalin ulang oleh T. Syafaruddin, S.Sos pada 5 September 2009.

Silsilah Kerajaan Pekantua Kampar

  1. Raja Munawarsyah (1505 - 1511 M)
  2. Raja Abdullah (1511 - 1515 M)
  3. Sultan Mahmudsyah I atau Marhum Kampar memerintah tahun 1526-1528 M.
  4. Raja Ali atau Sultan Alauddin Riyayatsyah yang memerintah tahun 1528-1530 M.
  5. Raja Muda Tun Perkasa memerintah tahun 1530-1551 M
  6. Tun Hitam memerintah tahun 1551-1575 M.
  7. Tun Megat memerintah tahun 1575-1590 M.
  8. Raja Abdurrahman bergelar Maharaja Dinda memerintah tahun 1590-1630 M.
  9. Maharaja Lela I bergelar Maharaja Lela Utama memerintah tahun 1630-1650 M.
  10. Maharaja Lela Bangsawan memerintah tahun 1650-1675 M.
  11. Maharaja Lela memerintah tahun 1675-1686 M.
  12. Maharaja Wangsa Jaya memerintah tahun 1686-1691 M.
  13. Maharaja Muda Lela memerintah tahun 1691-1720 M.
  14. Maharaja Dinda II memerintah tahun 1720-1750 M yang memindahkan Kerajaan Pekan Tua Kampar tahun 1725 M ke Sungai Rasau dan mengganti nama kerajaan Pekan Tua Kampar menjadi Kerajaan Pelalawan. Raja pertamanya adalah Maharaja Dinda Perkasa/Maharaja Lela Dipatih (1720-1750 M) dilanjutkan dengan Maharaja Lela Bungsu (1750-1775 M).

Sumber :
Foto di Istana Sayap Pelalawan yang disalin ulang oleh T. Syafruddin, S.Sos pada 5 September 2009 berdasarkan Buku Profil Pariwisata Kabupaten Pelalawan 2007.

Bagaimana Cara Menuju Lokasi Istana Sayap Pelalawan

Untuk menuju Istana Sayap ini kita harus menempuh perjalanan dengan kendaraan pribadi selama lebih kurang 40 menit dari ibukota Kabupaten Pelalawan, Pangkalan Kerinci. Jika dari Kota Pekanbaru, lokasi Istana Sayap Pelalawan dapat dicapai sekitar 90-120 menit. Sepertinya tidak ada angkutan umum yang khusus melayani trayek ke istana ini. Sebelum sampai ke istana, kita akan memasuki wilayah perkebunan sawit terlebih dahulu baik milik perusahaan atau milik masyarakat. Seluruh jalan telah di aspal dengan baik.