Joget Bertuah; Kolaborasi Lagu Melayu Pekanbaru di Hari Jadi Kota
Dalam semarak peringatan Hari Jadi Kota Pekanbaru yang ke-241, sebuah karya musik berjudul Joget Bertuah hadir sebagai persembahan istimewa yang merefleksikan kekayaan budaya, sejarah, dan semangat kebersamaan masyarakat Kota Bertuah Pekanbaru. Karya ini merupakan hasil kolaborasi lintas generasi dan lintas disiplin antara grup musik Organic Ensemble bersama penyanyi Al Hafzh dan Siska Armiza.
Dengan lirik yang ditulis oleh Attayaya Yar Zam, lagu Joget Bertuah mengangkat narasi historis, sosial, identitas serta geografis Kota Pekanbaru. Makna lirik lagu Joget Bertuah mulai dari akar sejarahnya di Senapelan dan Sungai Jantan, hingga semangat multikultural yang hidup dan tumbuh di berbagai penjuru kota seperti Tenayan Raya, Bukit Raya, Sukajadi, Rumbai, hingga Kampung Okura. Lirik yang disusun dalam bentuk pantun berima itu tidak hanya menyuguhkan keindahan seni sastra Melayu, tetapi juga menyimpan pesan-pesan moral yang mengajak warga untuk menjaga marwah dan jati diri Pekanbaru.
Dibawakan dalam balutan musik tradisional Melayu yang dikemas dalam aransemen modern, lagu ini menghadirkan harmoni antara masa lalu dan masa kini. Aransemen musik digarap oleh Salim Violin, sosok yang dikenal sebagai penggerak revitalisasi musik tradisi di Pekanbaru. Penggunaan instrumen khas seperti gambus selodang, accordion, dan gendang bebano memberi warna etnik yang kuat, sementara petikan gitar dan harmonisasi bass memperkuat karakter kontemporer dari lagu ini.
Para musisi yang terlibat adalah representasi dari keberagaman dan kreativitas lokal. Dwi Argi dengan accordion-nya memberikan melodi yang hidup dan mengalun ringan; Mul Azh memainkan gambus selodang dan bass dengan penuh presisi, memperkaya tekstur ritmis dan memperkuat dasar musikal; Oktoriyandi menyeimbangkan harmoni melalui petikan gitar yang bersih dan mengalir; Jang Farizal dan Mat Kidal menghadirkan pukulan gendang bebano yang enerjik, berisi dan penuh semangat, membentuk ritme joget yang khas dan membangkitkan gairah menari. Kehadiran Siska Armiza sebagai penyanyi memberikan warna vokal feminin yang lembut dan merdu, berpadu dengan vokal Al Hafzh yang penuh tenaga dan semangat.
Joget Bertuah tidak sekadar lagu perayaan. Ia merupakan bentuk ekspresi seni budaya dalam bentuk musik, lagu dan lirik, sebagai penghormatan terhadap warisan leluhur Kota Pekanbaru, dan ajakan untuk merayakan keberagaman melalui cara yang menggembirakan dan menyatukan. Dalam liriknya yang penuh imaji geografis dan sosial, masyarakat Pekanbaru diajak untuk menengok kembali nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi dasar kota ini tumbuh: adat, sopan santun, kerukunan, gotong royong, suka membantu, dan terkhusus suara dara yang merdu.
Lagu ini telah dirilis dan tersedia di berbagai platform digital seperti Tune Core, Spotify, Apple Music, dan YouTube yang dapat diakses juga melalui Instagram maupun Tiktok. Video musiknya yang ditayangkan melalui Instagram Organic Ensemble Music menampilkan visualisasi khas Pekanbaru, termasuk lanskap Sungai Siak, jembatan sebagai ikon kota, Jalan Sudirman, kawasan perkantoran tengah kota, serta aktivitas masyarakat dari berbagai latar belakang budaya. Semua ini memperkuat narasi bahwa Joget Bertuah adalah karya kolektif yang tumbuh dari dan untuk masyarakat Pekanbaru. "Berdelau.... Joget melayu paling keren", kata komentar di Instagram.
Keterlibatan semua personil dalam karya seni ini adalah bentuk kecintaan terhadap tanah bertuah, Kota Pekanbaru. "Kami ingin anak-anak muda bisa menyanyikan lagu ini sambil mengenali kota mereka, mengenang sejarah, dan menyadari betapa beragam dan kayanya Pekanbaru. Lagu ini semoga bisa menjadi anthem baru kota kita," ujar Salim Violin.
Salim menambahkan bahwa proses kreatif karya lagu Joget Bertuah berlangsung dengan semangat kolaboratif yang tinggi. "Kami berangkat dari niat sederhana: membuat lagu ulang tahun kota. Tapi dalam prosesnya, kami menemukan kembali semangat musikal Melayu yang bisa disampaikan dengan cara yang ringan, riang, dan modern. Ini bukan hanya soal musik, tapi juga tentang jati diri dan kebanggaan sebagai warga Pekanbaru," tuturnya.
Organic Ensemble, sebagai kolektif kreatif yang berfokus pada eksplorasi musik tradisi, terus menghadirkan karya-karya yang mengakar pada kebudayaan lokal. Dengan karya ini, mereka menegaskan posisi mereka sebagai jembatan antara nilai lama dan pendekatan musik baru. Dukungan komunitas untuk publikasi karya ini turut memperkuat ekosistem musik alternatif di Pekanbaru, yang kini mulai berkembang dengan semangat kekinian namun tetap berpijak pada akar budaya.
Peluncuran Joget Bertuah juga mendapat dukungan dari berbagai komunitas seni budaya dan media lokal. Banyak warga yang merasa terhubung secara emosional karena lirik lagu menggambarkan tempat-tempat yang akrab dalam kehidupan sehari-hari, serta karena iramanya yang mudah diterima oleh berbagai kalangan usia.
Lebih dari itu, Joget Bertuah juga bisa menjadi alat pendidikan kultural. Melalui musik yang menarik dan lirik yang bermuatan sejarah dan budaya, anak-anak muda dapat belajar mengenai asal-usul kota, mengenal nilai-nilai luhur yang membentuk identitas Melayu, sekaligus merasa bangga menjadi bagian dari kota ini.
Pekanbaru bukan hanya kota administratif. Ia adalah ruang hidup dengan warisan budaya yang berlapis. Dengan adanya lagu seperti Joget Bertuah, generasi muda diajak untuk tidak sekadar mengenal masa lalu kota tempat lahir ataupun tempat tinggal mereka, tetapi juga untuk menyanyikannya kembali dalam irama baru yang membangkitkan semangat dan menggerakkan tubuh untuk menari.
Sebagai bagian dari perayaan hari jadi ke-241, peluncuran lagu ini menjadi salah satu penanda penting bahwa Pekanbaru memiliki potensi besar dalam membangun industri kreatif yang berakar pada budaya lokal. Dalam konteks pembangunan kota yang semakin modern, karya seperti ini penting sebagai penyeimbang—sebagai pengingat akan jati diri, akar sejarah, dan semangat kolektif yang membentuk wajah Pekanbaru hari ini.
Dengan durasi yang tepat, irama yang segar, dan makna yang mendalam, Joget Bertuah merupakan undangan terbuka bagi siapa saja yang ingin ikut merayakan Pekanbaru dalam bentuk yang berbeda: dengan menari, menyanyi, dan mengetahui kembali asal-usul kota ini. Dalam alunan joget yang mengalir penuh semangat, tersimpan cinta akan kota dan harapan akan masa depan yang bertuah.
Dalam konteks budaya Melayu, kata “bertuah” berarti berkah, keberuntungan, atau kemuliaan yang turun dari nilai-nilai luhur seperti adat, kebaikan, dan kebersamaan. “Bertuah” sering digunakan untuk menggambarkan tempat atau seseorang yang dihormati dan diyakini memiliki kebaikan bawaan yang menguntungkan orang di sekitarnya, yang memberi manfaat kepada banyak orang. Hal ini dicerminkan seacara simbolik pada baris “Tuahlah kita, Tuah jugalah kota”.
“Tuahlah kita” berarti masyarakat yang hidup dengan nilai-nilai baik, menjaga adat, menjaga harmoni, bekerja sama, dan menghargai sejarah. Orang-orang yang hidup demikian dianggap hidup dalam “tuah”. Sedangkan “Tuah jugalah kota” artinya, jika masyarakatnya hidup dengan prinsip-prinsip luhur itu, maka kota tempat tinggal mereka pun akan menjadi kota yang “bertuah”: aman, makmur, maju, dan dihormati. Semua ini karena usaha bersama.
Dengan kata lain, tuah tidak hanya diturunkan, tapi juga diciptakan bersama. Jika kita sebagai masyarakat hidup dengan prinsip dan nilai budaya yang baik, maka keberkahan itu memancar keluar dan menjadikan kota juga diberkahi. Lirik ini mencerminkan semangat kolektif, bahwa kemuliaan kota bukan hanya wilayah administratif dan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi hasil dari akhlak dan perilaku warganya. Baris ini mengandung ajaran moral tersembunyi, bahwa kemajuan kota bukan hanya soal fisik (infrastruktur), melainkan juga soal nilai-nilai yang dihidupkan warganya setiap hari.
Hal ini juga tercermin dalam baris tentang Bujang dan Dara Pekanbaru. Dalam konteks Melayu, “bujang” merujuk kepada pemuda yang belum menikah, tapi secara kultural juga mencerminkan sosok lelaki muda yang gagah, bersemangat, bersifat baik dan bertanggung jawab di dalam masyarakat. Sedangkan Dara menunjuk pada gadis muda, identik dengan kelembutan, kesantunan, dan keindahan rupa serta suara. Dalam budaya Melayu, “dara” juga menjadi simbol kesucian budaya dan harapan masa depan generasi.
Lagu Joget Bertuah, menyiratkan keharmonisan gerakan dalam tarian tradisional Melayu, di mana tangan dan kaki bergerak selaras, melambangkan keselarasan hidup dan kerja sama sosial.
Maka.....berjogetlah, Pekanbaru. Joget Bertuah. Sebab kota ini tak hanya dibangun oleh jalan dan gedung, tetapi juga oleh seni, budaya, sejarah, nada, irama, dan semangat yang menyatukan kita semua. KITA TAHU, DIMANA KITA BERPIJAK.
Joget Bertuah
Organic Ensemble Music
Aranger; Salim Violin)
Penyanyi; Siska Armiza + Alhafzh
Lirik; Attayaya Yar Zam
Payung Sekaki ke Senapelan,
Senapelan ke Pekanbaru.
Dulu bernama Sungai Jantan,
Sungai Siak nama yang baru.
Kampung Bandar menuju Rumbai,
Tinggi-tinggi si Bukit Raya.
Pekanbaru dibelah sungai,
Duduknya di- tengah Sumatra.
Reff 1
Pasar Bawah tempat wisata,
Kain songket indah berseri
Marilah mari kita bersama,
Jaga lah marwah, dan majulah negeri.
Tenayan Raya arah ke timur,
Tengah-tengah si Sukajadi.
Penduduknya ramai berbaur,
Ragam suku, melayu sejati.
Kampung Okura si Tebing Tinggi,
Ngopi sedap di Simpang Tiga.
Menghormati adat tradisi,
Di hati tak hilang budaya.
Reff 2
Bujang Pekan suka membantu,
Dara kota suaranya merdu.
Pekanbaru di hati selalu
Hai Pekanbaru tempat rindu berpadu
Gerak sebati tangan dan kaki
Bujang dara menari-nari.
Kemanapun kita nak pergi,
Pekanbaru selalu dihati.
Sungai Siak penuh asa,
Banyak kapal indah tersusun.
Jaga gerak bebudi bahasa,
Hidup aman warganya santun.
Reff3
Joget serumpun bertumpah ruah
Riuh sekota Pekanbaru tercinta
Ini joget negeri bertuah
Tuah lah kita, tuah juga lah kota.
Organic Ensemble Music
Aranger; Salim Violin)
Penyanyi; Siska Armiza + Alhafzh
Lirik; Attayaya Yar Zam
Payung Sekaki ke Senapelan,
Senapelan ke Pekanbaru.
Dulu bernama Sungai Jantan,
Sungai Siak nama yang baru.
Kampung Bandar menuju Rumbai,
Tinggi-tinggi si Bukit Raya.
Pekanbaru dibelah sungai,
Duduknya di- tengah Sumatra.
Reff 1
Pasar Bawah tempat wisata,
Kain songket indah berseri
Marilah mari kita bersama,
Jaga lah marwah, dan majulah negeri.
Tenayan Raya arah ke timur,
Tengah-tengah si Sukajadi.
Penduduknya ramai berbaur,
Ragam suku, melayu sejati.
Kampung Okura si Tebing Tinggi,
Ngopi sedap di Simpang Tiga.
Menghormati adat tradisi,
Di hati tak hilang budaya.
Reff 2
Bujang Pekan suka membantu,
Dara kota suaranya merdu.
Pekanbaru di hati selalu
Hai Pekanbaru tempat rindu berpadu
Gerak sebati tangan dan kaki
Bujang dara menari-nari.
Kemanapun kita nak pergi,
Pekanbaru selalu dihati.
Sungai Siak penuh asa,
Banyak kapal indah tersusun.
Jaga gerak bebudi bahasa,
Hidup aman warganya santun.
Reff3
Joget serumpun bertumpah ruah
Riuh sekota Pekanbaru tercinta
Ini joget negeri bertuah
Tuah lah kita, tuah juga lah kota.