Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Burasak, Kuliner Khas Suku Bugis di Indragiri Hilir

Mengenal Kuliner Khas Suku Bugis di Indragiri Hilir "Burasak”
Penulis: Juhana Shania Fiska
Shaniafiska123@gmail.com

RiauMagz.com - Burasak adalah salah satu makanan khas yang cukup populer di Indragiri Hilir. Makanan ini telah ada sejak lama yang dibawakan oleh suku bugis. Burasak terbuat dari beras dan dibungkus dengan daun pisang, sehingga memiliki tekstur yang mirip lontong. Daun pisang digunakan sebagai pembungkus karena memiliki sifat yang khas yang membuat makanan tersebut tetap segar dan tidak mudah rusak sehingga dapat bertahan selama dua hingga tiga hari.


Bentuk burasak di Indragiri Hilir adalah leper seperti lepat pisang, tetapi ia agak lebar dan agak besar. Burasak juga dapat berbentuk bulat dan persegi panjang tergantung pada ukuran daun yang digunakan. Tidak memiliki isian, tetapi tetap enak dan berasa lemak jika dimakan langsung tanpa lauk atau makanan pendamping.

Burasak dapat dihidangkan pada semua kalangan usia, termasuk anak-anak, orang dewasa, dan orang tua. Memiliki cita rasa yang gurih, enak, dan memiliki aroma wangi yang disebabkan oleh penggunaan santan, daun salam, dan daun pisang. “Waktu yang dibutuhkan untuk memasak burasak kurang lebih 5-8 jam,” ungkap ibu Ani, salah satu masyarakat suku bugis yang sudah lama menetap di Indragiri Hilir, Tembilahan. Waktu yang lama ini memungkinkan bumbu dan rasa yang terkandung dalam burasak untuk menyerap sempurna, sehingga menghasilkan rasa yang khas dan enak.

Ibu Ani diajarkan oleh orangtuanya memasak Burasak pada saat usianya sudah cukup dewasa. Hal ini tidak hanya membantu mempertahankan warisan kuliner masyarakat, tetapi juga sebagai cara untuk terhubung dengan akar budaya dan mempertahankan identitas budaya.


Adapun bahan dan cara yang dibuat oleh ibu Ani dalam membuat burasak adalah:

  1. Beras.
  2. Santan.
  3. Garam.
  4. Daun salam.
  5. Daun pisang.
  6. Tali Plastik untuk mengikat.

Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat burasak:

  1. Cuci beras hingga bersih dan tiriskan.
  2. Campurkan beras, santan, garam, dan daun salam dalam panci atau wajan anti lengket. Masak beras sampai bahan meresap. Lalu diamkan sebentar sekitar 5 menit.
  3. Bakar terlebih dahulu daun pisang agar tektur daun jadi lentur. Setelah selesai lanjutkan dengan membentang sepotong daun pisang agak lebar, beri 2-3 sendok makan nasi lunak, dan gulung daun pisang sampai membentuk persegi.
  4. Ulangi proses serupa pada sisa nasi hingga habis.
  5. Ambil 2 buah burasak, tempelkan kedua sisi burasak, kemudian ikat dengan tali plastik.
  6. Rebus burasak dalam dandang panas selama 5-8 jaman.

Saat hari raya pertama, biasanya Burasak disajikan bersama aneka masakan lainnya seperti opor ayam, gulai, rendang, ikan asam pedas, dan lain-lain. Hal ini menjadi salah satu tanda kebudayaan dan kekayaan kuliner yang ada di daerah tersebut. Adapun filosofi burasak juga menjadi istilah yang terkenal dalam tradisi suku Bugis. Burasak berarti "mengikat buras", yang merupakan makanan yang dibungkus dengan daun pisang. Ikat burasak adalah cara untuk menghubungkan keluarga, kampung, dan adat budaya.

Dalam tradisi, burasak adalah makanan yang dimakan dengan menggunakan tangan. Tangan digunakan untuk membuka bungkusan daun pisang yang melindungi burasak. Setelah dibuka, burasak dipecah atau dicubit kecil-kecil dengan tangan dan kemudian dicocol dengan lauk atau makanan pendampingnya untuk menikmati cita rasa yang khas.

Proses memakan burasak dengan tangan merupakan bagian dari pengalaman kuliner yang kaya akan tradisi dan keunikan. Dengan cara ini, tidak hanya menikmati makanan itu sendiri, tetapi juga merasakan sentuhan langsung dengan tekstur dan aroma yang dihadirkan oleh burasak. Kebersamaan dalam menyantap burasak dengan cara tradisional ini juga menciptakan ikatan sosial yang erat di antara mereka yang menikmati hidangan tersebut bersama-sama.

Bagi kamu yang ingin sekali menikmati burasak, tidak perlu khawatir karena makanan khas ini tidak hanya disajikan pada hari keagamaan dan acara adat saja. sekarang Burasak bisa kamu temui dipasar Tembilahan dan kegiatan CFD (Car Free Day) karena sudah ada masyarakat yang menjual. Jika anda sedang berkunjung ke Indragiri Hilir, jangan lupa untuk mencicipi makanan khas bugis ini.

Sumber gubahan:
Detiksulsel
GemilangPos.com
INHILKLIK.com