Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tari Poang Suku Sakai, Budaya Siak dan Bengkalis Provinsi Riau

Tari Poang Suku Sakai, Budaya Siak dan Bengkalis Provinsi Riau
RiauMagz.com - Salah satu tarian suku terasing di Riau yakni Tari Poang dari suku Sakai ditetapkan pemerintah sebagai satu dari 10 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2020. Keunikan dari tradisi tersebut sekaligus sebagai salah satu warisan budaya tak benda yang sudah hampir punah menyebabkan kondisi mendesak harus ditetapkannya tarian tersebut sebagai WBTB yang perlu dikonservasi dan direvitalisasi.

Penetapan Tari Poang sebagai WBTB Indonesia asal Riau tahun 2020 berdasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1044/P/2020 Tentang Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2020 tertanggal 1 Desember 2020 yang ditandatangani oleh Nadim Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Mengenal Suku Sakai

Suku Sakai yang ada di daerah Riau merupakan suku terasing yang masih memiliki hubungan interaksi yang kuat dengan alam. Tersebar di dua kabupaten di Riau yaitu di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak. Di Kabupaten Bengkalis, Suku Sakai tersebar di Mandau, khususnya di Kesumbo Ampai, Kecamatan Bathin Solapan (pecahan Kecamatan Mandau) dan sekitar Bukit Batu. Di Kabupaten Siak, Suku Sakai tersebar di sekitar Kecamatan Minas. Diyakini Suku Sakai berasal dari Minangkabau atau Pagaruyung beberapa abad lalu

Menurut data Departemen Sosial Propinsi Riau pada tahun 1982, kurang lebih terdapat sejumlah 4.995 jiwa Suku Sakai yang hidup di 13 desa (kepenghuluan) yaitu:

Kecamatan Minas (Siak saat ini)
Kelurahan Minas.

Kecamatan Kandis (Siak saat ini)
Kelurahan Belutu, Kelurahan Syam-syam, Kelurahan Kandis.

Kecamatan Bathin Solapan (Bengkalis saat ini)
Desa Air Kulin, Desa Petani, Desa Sebangar, Desa Bathin Sobanga.

Kecamatan Pinggir (Bengkalis saat ini)
Desa Tengganau, Desa Semunai, Desa Muara Basung, Desa Pinggir.

Kecamatan Talang Muandau (Bengkalis saat ini)
Desa Kuala Penaso.

Kecamatan Mandau (Bengkalis saat ini)
Kelurahan Air Jamban, Kesumbo Ampai.

Suku ini memiliki kebiasaan memancing di sungai sebagai sumber mata pencahariannya. Selain ikan, menangkap burung juga dilakukan suku Sakai untuk mendapatkan sumber penghasilan dan makanan. Tarian Poang menggambarkan aktivitas suku Sakai tersebut dengan gaya dan gerakan yang khas.

Mengenal Tradisi Tari Poang Suku Sakai

Suku Sakai tersebut masih menggunakan pakaian asli dari kulit kayu termasuk yang digunakan untuk tarian Poang. Hingga kini penggunaan baju kulit kayu ini masih ditemukan pada suku Sakai yang ada di daerah Desa sakai Kesumbo Ampai Kecamatan Mandau, Bengkalis.

Tari Poang adalah kebudayaan Suku Sakai berupa tarian yang dilakukan oleh suku Sakai sejak zaman penjajahan Jepang di daerah tersebut. Tarian tersebut konon dilakukan oleh pendekar suku Sakai yang disebut dengan istilah 'Balang' yang berada di wilayah ke Bathinan. Bathin yang dipercaya adalah Bathin 8 dan 5 atau Bathin Solapan dan Bathin Sobango.

Ada beberapa jenis alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian Poang, di antaranya adalah:
  1. Odok atau lebih mirip gendang, terbuat dari kayu
  2. Gambang, sejenis alat musik yang mirip dengan calempong tetapi terbuat dari bahan kayu.

Fungsi Tari Poang Suku Sakai

Tari Poang yang dilakukan masyarakat suku Sakai pada praktiknya hampir sama dengan tradisi Badewo, yakni semacam tarian yang digunakan untuk ritual berobat dengan mengundang makhluk halus yang diyakini suku tersebut.

Tarian ini oleh suku Sakai diyakini sebagai tarian yang dapat membantu melawan musuh. Musuh mulai dari binatang buas, manusia hingga makhluk ghaib yang tidak tampak.

Pada pelaksanaannya tarian ini juga bisa bersifat persilatan. Tarian dilakukan dengan menggunakan senjata seperti keris, tombak, panah, dan sumpit. Tarian ini juga berangkat dari tradisi pengobatan bernama bedikei di mana masyarakat Sakai melawan Dubalang Gajah Ibo.

Tarian ini dilakukan dengan diiringi pembacaan syair-syair tertentu, iringan musik dan biasanya dilakukan pada malam hari.
Penampilan tarian ini biasanya dilakukan secara berkelompok oleh penari laki-laki berjumlah sekitar 10 orang. Pakaian yang digunakan adalah pakaian kayu yang dikombinasikan dengan daun-daunan.

Para penari membawa senjata seperti pedang, tombak dan sebagainya. Gerakan dilakukan memutar dengan iringan musik yang khas.

Tarian Poang Sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Riau Tahun 2020

Tradisi unik yang sudah mulai langka dan hampir punah dari suku Sakai salah satunya adalah tarian Poang.

Tarian dari suku Sakai ini dinilai memiliki potensi dalam berbagai aspek kehidupan dengan kondisi yang sudah mengkhawatirkan akan punah. Pada tahun 2020, tarian ini bersama 9 warisan budaya tak benda lainnya yang ada di Provinsi Riau ditetapkan sebagai WBTB yang harus dikonservasi dan direvitalisasi.

Ada beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan sebagai upaya konservasi dan revitalisasi tradisi suku terasing yang hampir punah tersebut, antara lain:
  1. Menjadikan tarian suku sakai tersebut sebagai salah satu ikon wisata di daerahnya dengan cara menjadikan kegiatan tarian ini sebagai salah satu bagian dari kalender wisata yang menarik dikunjungi banyak orang.
  2. Memperkenalkan sajian tarian yang lebih segar kepada generasi muda, dari segi penampilan dan gerakan tanpa menghilangkan gerakan dan gaya aslinya. Sekolah menjadi sarana memperkenalkan tradisi tarian ini menjadi sebuah pertunjukan yang menarik.
  3. Pemerintah Daerah menggandeng para influencer, aktivis sosial media, blogger dan sebagainya untuk memperkenalkan daya tarik dan keunikan tarian tersebut sehingga memiliki nilai wisata.
  4. Memperbanyak perbincangan, kajian, dan suguhan penampilan tarian di tingkat daerah hingga provinsi secara bersama-sama dengan warisan budaya tak benda lainnya dari berbagai daerah.

Menetapkan WBTB setiap tahunnya mungkin mudah, tetapi upaya kelanjutan dari konservasi dan revitalisasi tersebut yang membutuhkan kerjasama secara sinergi dari berbagai pihak.



RiauMagz, Wisata Budaya Riau berupa Tarian Poang yang dilakukan oleh Suku Sakai di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak Sri Indrapura.