Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makam Syech Umar - Wisata Kota Dumai


Sejarah Syech Umar
Syech Umar merupakan seorang ulama suluk terkemuka di Dumai. Ia berasal dari daerah Langkat, Sumatera Utara. Beliau lahir pada tahun 1869 dan wafat pada tahun 1960. Sebagai seorang ulama suluk, ia dikenal suka merantau untuk menimba ilmu. Hingga suatu ketika, saat ia pulang ke daerah Langkat untuk menjenguk gurunya, ia diminta oleh gurunya tersebut untuk berziarah ke makam gurunya yang terdahulu. Dan saat pulang menemui gurunya, ia menemukan sebuah batu coklat. Guru yang menyuruhnya berziarah itu pun mengatakan jika batu itu menjadi milik Syech Umar. Batu itu disebut batu betina. Dan jika nanti Syech Umar pulang ke Dumai, ia akan mendapatkan batu jantan. Benar saja yang dikatakan sang guru, dalam perjalanan pulang dari Langkat menuju Dumai, Syech Umar menemukan batu yang hampir mirip dengan batu betina, batu itu diberi nama batu jantan.

Syech Umar menyimpan kedua batu tesebut di dalam kain. Bila malam hari tiba, batu tersebut berbunyi, lalu Syech Umar membuka bungkusannya, ditemukan serpihan batu-batu kecil. Semenjak itu, Syech Umar pun menyimpan batu-batu itu di dalam tempayan, lalu ia mengisinya dengan air hujan. Semakin hari batu-batu kecil bertambah dalam tempayan tersebut. Dan kini batu dalam tempayan tersebut disimpan di kompleks makam Syech Umar. Lebih dikenal dengan sebutan situs batu beranak.

Suatu ketika dalam perjalanan berguru dan menuntut ilmu, Syech Umar mendapat pesan untuk menanamkan mumbang kelapa yang ia bawa. Dimana mumbang tersebut bisa tumbuh hidup, maka di daerah tersebut akan tumbuh menjadi sebuah kota yang ramai. Dan Syech Umar menanam mumbang tersebut di daerah Dumai. Keinginan Syech Umar pun terwujud, dimana Dumai tumbuh menjadi sebuah kota yang cukup maju.


Cara Menuju ke Lokasi Wisata Makam Syech Umar
Makam Syech Umar bersamaan dengan lokasi wisata Dumai Batu Beranak yang terletak di Jalan Syech Umar, sekitar 2 km dari pusat Kota Dumai. Untuk sampai ke daerah ini, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi, atau dengan menyewa kendaraan umum dengan bayaran yang lebih. Untuk memudahkan perjalanan, Anda bisa mengaktifkan google map atau GPS. Tak sulit menemukan sebuah makam bersejarah yang cukup populer di Kota Dumai tersebut.


Bangunan makam Syech Umar awalnya hanya berbentuk kayu dengan arsitektur khas Melayu. seiring waktu dan pelestarian situs sejarah yang terus diupayakan pemerintah, saat ini bangunan makam ini dibangung dengan batu berbentuk rumah berwarna kuning. Pada bagian depan kompleks bangunan, terdapat sebuah gapura bercat hijau dan kuning. Tertera tulisan selamat datang di situs batu beranak dan makam Syech Umar. Pada bangunan makam, terdapat sebuah kelambu berwarna biru yang bisa dibuka oleh orang-orang yang berziarah. Batu-batu kerikil diletakkan di permukaan makam yang disangga pilar besi kecil.

Saat ini, situs bersejarah ini dikelola oleh salah seorang menantu Syech Umar bernama Khalifah Yunus. Tak hanya makam Syech Umar saja, di dalam kompleks pemakaman ini juga terdapat beberapa makam keluarga dari Syech Umar, diantaranya makam istri Syech Umar, makam dua orang anak Syech Umar yakni Budin dan Siti Maimunah, dan satu makam lagi merupakan makam dari cicit Syech Umar. Keluarga dan keturunan dari Syech Umar sebagian masih banyak yang tinggal dekat kompleks pemakaman untuk menjaga makam situs sejarah tersebut.

Kawasan wisata sejarah makam Syech Umar banyak dikunjungi para wisatawan. Bukan hanya dari daerah Dumai, namun juga ada yang berasal dari luar negeri seperti Malaysia. Mereka para ulama suluk banyak yang ingin membuktikan langsung sejarah dari salah seorang ulama mereka di daerah Dumai yang cukup terkenal.

Untuk para pengunjung yang ingin melihat langsung situs sejarah Makam Syech Umar, perlu diperhatikan kawasan di sini tidak banyak disediakan kuliner. Sehingga bagi peziarah yang datang dari luar daerah sebaiknya bisa lebih dulu beristirahat di pusat kota Dumai. Namun demikian, lokasi situs sejarah ini berada di tepi jalan dan cukup mudah untuk dijangkau oleh kendaraan, baik roda empat maupun roda dua.

[RiauMagz | Wisata Riau]